coba

Friday 7 March 2014

Linux Di Indonesia

Belum jelas, siapa yang pertama kali membawa Linux ke Indonesia. Namun, yang pertama kali mengumumkan secara publik (melalui milis pau-mikro) ialah Paulus Suryono Adisoemarta dari Texas, USA, yang secara akrab dipanggil Bung Yono. Ketika tahun 1992, bung Yono berkunjung ke Indonesia membawa distro Soft Landing System (SLS) dalam beberapa keping disket. Kernel Linux pada distro tersebut masih revisi 0.9X (alpha testing), dengan kemampuan dukungan jaringan yang sangat terbatas.
Perioda 1992-1994 merupakan masa yang vakum. Kernel Linux 1.0 keluar pada tahun 1994. Salah satu distro yang masuk ke Indonesia pada tahun tersebut ialah Slackware (kernel 1.0.8). Linux versi tersebut cukup lengkap dan stabil sehingga merangsang tumbuhnya sebuah komunitas GNU/Linux di lingkungan Universitas Indonesia. Pada umumnya, PC menggunakan prosesor 386 dan 486, dengan memori antara 4 – 8 Mbytes dan Hard disk 40 – 100 Mbyte. Biasanya Hard disk tersebut dibuat “dual boot», yaitu dapat dalam mode DOS atau pun Linux.

Slackware menjadi populer di kalangan para mahasiswa UI, karena pada waktu
itu merupakan satu-satunya versi Linux yang ada.
Tahun 1994 merupakan tahun penuh berkah. Tiga penyelenggara Internet sekaligus mulai beroperasi: IPTEKnet, INDOnet, dan RADnet. Pada tahun berikutnya (1995), telah tercatat beberapa institusi/organisasi mulai mengoperasikan GNU/Linux sebagai “production system”, seperti BPPT (mimo.bppt.go.id), IndoInternet (kakitiga.indo.net.id), Sustainable Development Network (www.sdn.or.id dan sangam.sdn.or.id), dan Universitas Indonesia (haur.cs.ui.ac.id). Umpamanya, Sustainable Development Network Indonesia (sekarang diubah menjadi Sustainable Debian Network) menggunakan distribusi Slackware (kernel 1.0.9) pada mesin 486 33Mhz, 16 Mbyte RAM, 1 Gbyte disk.
Kehadiran internet di Indonesia merangsang tumbuhnya sebuah industri baru,
yang dimotori oleh para enterpreneurmuda. Mengingat GNU/Linux merupakan salah satu pendukung dari industri baru tersebut, tidak dapat disangkal bahwa ini merupakan faktor yang cukup menentukan perkembangan GNU/Linux di Indonesia. Selama perioda 1995-1997, GNU/Linux secara perlahan mulai menyebar ke seluruh pelosok Indonesia. Sekarang Linux di Indonesia sudah sangat pesat perkembangannya ditandai dengan hadirnya beberapa Linux versi Indonesia seperti BlankOn dan Nusantara.

No comments:

Post a Comment