coba

Tuesday 8 September 2015

Laguna Di Kawasan Pantai Depok

Masih perjalanan sepaket di pantai Depok Guys, kali ini gue berada di laguna pantai depok. Sebenernya sudah sering saya main ke pantai depok, tapi baru kemarin tahu kalau ternyata ada laguna juga disana, masih lumayan sepi tau memang belum dibuka kurang tau.

Jika kalian ingin menuju lokasi ini dari pantai depok, anda bisa jalan kaki sekitar 500 meter ke barat dari lokasi parkir pantai depok.Harga tiket masuk sudah termasuk ketika masuk ke pantai depok.

Muara ditempat ini tergolong masih hijau karena dipadang pasir yang mengelilinginya ditumbuhi rerumputan. Di tempat ini kalian juga akan menemui orang-orang yang sedang asik memancing ikan.

Selain itu laguna itu juga merupakan tempat nongkrongnya beraneka jenis burung. Meskipun ramai, laguna yang cukup luas ini juga mempunyai beberapa spot yang masih depi dan hijau, cucok cinn buat pre-wedd *well just saying* kenapa pikiran gue pre-wedd mulu sii ini :D

Traveler Itu Perlu Selfi

Fenomena foto selfie memang telah merebak dimana-mana. Termasuk dikalangan traveler. Banyak yang berpendapat bahwa hal tersebut tergolong alay, narsis dan hal lainnya. Bukan itu yang akan keceritakan. Toh, semua orang pada dasarnya pernah mengalami fase alay. 


Sekarang bukan zamannya lagi kita memamerkan foto pemandangan tempat yang kita kunjungi saja. Semuanya kurang lengkap jika tidak berfoto selfie saat traveling. Traveling adalah tentang kita sendiri. Harusnya kita yang menjadi pusat dalam dokumentasi foto-foto kita, bukan tebing-tebing, pegunungan, laut atau hutan-hutan. 

Perkara orang lain akan protes karena semua foto perjalanan kita hanya berisi pose-pose aneh dan gaya narsis kita diberbagai destinasi yang kita kunjungi, itu bukan masalah. Sekali lagi kutekankan bahwa perjalanan ini tentang kita. Mereka mungkin lupa bahwa kita traveling dengan biaya kita sendiri, bukan mereka yang menggelontorkan uang.betul engak?

Terkadang kita sering menghemat baterai atau memori kamera diperjalananan dengan alasan nanti tidak bisa memotret saat sudah sampai ditujuan akhir kita. Percayalah, traveling tidak selalu tentang panorama indah tempat yang kita tuju. Justru berbagai momen tak terduga di perjalanan jauh lebih menarik untuk didokumentasikan.

Ini Landasan Pacu Pinggir Pantai Depok!

Jika kalian pernah berwisata ke pantai Depok yang terletak di kabupaten Bantul yang berlokasi di Desa Parangtritis, kecamatn kretek. Jangan buru-buru pulang dulu guys!! Karena selain obyek wisata pantai, pasar, dan tempat makan yang enak kalian juga bisa mampir ke gumuk pasir, laguna, serta landasan pacu adisucipto yang masih berada satu lokasi di sekitaran pantai Depok.

Kali ini gue mau ngajakin kalian berada di landasan udara adisucipto pantai depok, belum banyak yang mengexplore tempat ini ternyata, karena kemarin waktu saya browsing masih sedikit para blogger yang mereviewnya.

Hanya dengan membayar tiket masuk Rp.5.000 plus biaya parkir. Kita dapat menikmati 4 wisata sekaligus, emang bisa Na’? bisa dong..masa? asal kalian jeli dan suka blusukan maka niscaya akan menemukan spot unik buat selfi, dan  setelah itu jangan lupa mengunggahnya ke sosmed, sudah pasti bakalan orang Tanya, itu dimana?

Kemarin waktu saya uplod foto di https://instagram.com/retna_san/ yang followernya udah 10000k itu! iihh apabanget *hoax .Paginya temen langsung nanyak, kemarin Lo main kemana Na’? yang foto di jalan mirip lapangan udara? Ohhh itu? Depok mbak..masa sii, di depok emang ada gituan? Adaaaaa lah..itu buktinya, sebelah mananya? Bla..blaaaa…zzzzzz. Dan endingnya, bagus ya tempatnya? Bukan..bukan tempatnya mbak, tapi modelnya..ahahahaha *abaikan.

Akhirnya Terdampar Di Pantai Depok!

Sore itu, dengan sepuncuk undangan berwarna cokelat tua yang berbentuk persegi panjang kecil dan simpel ku genggam erat ditangan, sambil beberapa kali kulirik tulisannya hanya untuk memastikan bahwa kali ini tidak salah melihat jadwal. Benar saja 06.09.2015 tertera pukul 11.00 – 13.00 acara dimulai, bayangkan saja sedari pagi main ke sunmor ugm bersama saudaraku. Karena begitu ramai dan penuh sesak, kami pun terjebak kerumunan banyak orang, kupikir bakalan kehabisan banyak waktu disini dan tidak akan bisa datang ke acara nikahan sahabatku.

Perlahan tapi pasti, akhirnya kami bisa melewati kerumunan banyak orang tersebut dan lepas dari bayang2 kekurangan oksigen. You know me so well lah, terlalu sesak dikerumunan banyak orang membuatku sulit bernafas, kalaupun melepas masker sama saja, gue akan menghirup banyak debu.

Well, setelah terbebas dari hiruk pikuk manusia tadi, gue nganterin saudara pulang, lalu buru-buru mandi sampe rumah, mandinya sii sebentar guys, tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii?? Milih bajunya yang lama. Kalian tau kan bahwa di setiap acara pernikahan selalu identik dengan baju batik, baju formal, dll.Sedangkan gue pribadi jarang dan hampir gak pernah berpenamilan seformal itu.

Setelah lama berjibaku di antara tumpukan baju, akhirnya gue putusin pake rok, awalnya malah mo pake gamis, iihh sungguh deh, ngeliat diri di kaca kek emak-emak banget, sementara gue nikah aj belum, akhirnya ganti lagi ganti lagi, ampe pada akhirnya memutuskan untuk cepat mengambil pilihan.

Saturday 5 September 2015

Hari-hari Jatuh dan Menjatuhkan Diri

Barangkali kau tak akan sudi membaca ceritaku saat ini, dan bahkan kau pun sudah bosan mendegar kalau aku patah hati lagi, entah itu yang kesekian kali, itulah mengapa aku selalu bilang kalau mencari pacar itu tidak gampang, kalau gampang mungkin di dunia tidak akan ada yang namanya jomblo dan fakir cinta, tapi faktanya masih banyak kan?

Inilah awalnya. Setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan setahun berlalu kau tak ada kabar. Jangankan bisa bertemu menyapaku dengan renyah seperti dulu meski hanya say hay saja tidak, sama sekali tak pernah, meski kami berada di suatu kota yang sama. 

Sore itu kau datang kerumahku dengan sepucuk undangan. Ya undangan di tanganmu berwarna coklat, dan sudah pasti aku bisa menebak apa isinya, sebuah undang pernikahan.

Sekali lagi aku ingin mengenangmu. Mengingat-ingat kembali, bahwa dulu pernah ada bahagia yang berakhir luka. Aku yang dulu pernah mencintaimu dengan sangat dalam. Aku yang dulu pernah begitu percaya, bahwa kau akan menjadi alasan bahagia satu-satunya. Aku pernah menanam banyak doa-doa di dadamu. Memupuknya agar terus tumbuh dan semakin bertambah. Dengan tabah kujaga hatiku untukmu. Namun ternyata kau enggan merawatnya, kau memilih melepas paksa hatiku demi dia yang demikian kau cintai.

Sesosok Manusia Terbakar Terbang

Ini ceritaku, ini masa kecilku..tak banyak berbeda dengan kebanyakan anak seumuranku kala itu, kami banyak menghabiskan waktu dengan bermain bermain dan bermain. Namun kami tak pernah lupa dengan kewajiban kami sebagai seorang murid yang setiap harinya harus pergi menuntut ilmu demi masa depan yang cerah.

Dan sore itu, kata orang jawa padang bulan, yang artinya bulan bersinar dengan terang. Aku menikmati malam itu dengan ditemani keluarga sambil duduk-duduk menikmati angin malam yang begitu sepoy di depan rumah, pikiranku larut dalam sendiri meskipun di sekelilingku ramai banyak orang, tapi entah mengapa obrolan mereka sama sekali tak ada yang menarik untuk aku respon.

Kringgg..kringgg...sebuah suara sepeda mengalihkan pandangan kita semua. Serentak kami menengok. Bulek datang yeyyyyy..bawa apa kataku? sambil mengeluarkan bungkusan plastik yang berisi dus martabak dan roti bakar. beliau berucap "ini" dan aku pun tersenyum...makasih bulek :D

Sepenggal Cerita di Antara Rintihan Hujan

Entah kenapa aku selalu menjadi orang yang dicari setiap temanku sedang patah hati. Hanya sekedar teman berbagi sedih bukan untuk berbagi kekasih. Seperti hari ini, saat hujan begini saya duduk di depan rumah.Tak ada yang ingin saya nikmati selain menatap rintih-rintih hujan yang turun sore itu.

“Iya. Sibuk menatap tetesan hujan yang turun.”

Aku tahu betul, dia tak akan peduli aku sibuk atau tidak, 
ketika ia hendak bercerita ia akan melakukan itu. 
Bertanya hanyalah basa-basi saja.

“aku..”
“kamu patah hati, lagi. “




Dia mengangguk. Aku bisa menebak, karena dia tak akan datang saat aku sibuk sendirian, kalau tidak sedang patah hati. Dia paham betul, aku tidak suka diganggu kalau sedang sendiri. Apalagi saat sedang menulis, tapi saat patah hati dia tak akan peduli apa yang aku lakukan. Ya, begitulah orang yang sedang patah hati, yang ia pikirkan hanya bagaimana hatinya bisa kembali pulih.

Friday 4 September 2015

Seandainya Engkau Tau..

“Apa?! Dokter pasti bohong kan! Itu ga mungkin dok… coba dokter periksa ulang lagi deh.. ini pasti ada yang salah…..”

“Itu memang hasilnya….”

“Enggak!! Dokter bilang sama aku kalo dokter cuma bercanda… ini ga lucu dok…”

Dokter membalasnya dengan sebuah gelengan kepala.

Tangis itupun pecah. Isak tangispun semakin menjadi. Dokter rama berusaha menenangkan aku yang begitu sangat terpukul setelah mendengar vonis itu. Semuanya terasa gelap teramat sangat gelap. Detik waktupun seolah terhenti, aliran darah seakan beku saat mendengar kenyataan yang terjadi saat ini.

Spenocerebrum ataxia? Penyakit degenerative syaraf. Penyakit yang menyerang sistim syaraf otak, yang dapat membuat sistim kerja syaraf tak berfungsi yang lambat laun akan menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Aku berjalan menyusuri jalanan kota malam ini ditemani oleh hujan yang mengguyur kota ini sejak sore tadi. Langkah kakiku gontai tak terarah, entah akan kemana kaki ini membawaku pergi. Hati dan pikiranku kosong, semuanya terasa begitu gelap di mataku. Vonis itu masih terngiang jelas dalam benakku. Penyakit itu…. Ya Tuhan cobaan apa ini, begitu sayangnya engkau sampai memberiku cobaan seperti ini.