coba

Saturday 5 September 2015

Sesosok Manusia Terbakar Terbang

Ini ceritaku, ini masa kecilku..tak banyak berbeda dengan kebanyakan anak seumuranku kala itu, kami banyak menghabiskan waktu dengan bermain bermain dan bermain. Namun kami tak pernah lupa dengan kewajiban kami sebagai seorang murid yang setiap harinya harus pergi menuntut ilmu demi masa depan yang cerah.

Dan sore itu, kata orang jawa padang bulan, yang artinya bulan bersinar dengan terang. Aku menikmati malam itu dengan ditemani keluarga sambil duduk-duduk menikmati angin malam yang begitu sepoy di depan rumah, pikiranku larut dalam sendiri meskipun di sekelilingku ramai banyak orang, tapi entah mengapa obrolan mereka sama sekali tak ada yang menarik untuk aku respon.

Kringgg..kringgg...sebuah suara sepeda mengalihkan pandangan kita semua. Serentak kami menengok. Bulek datang yeyyyyy..bawa apa kataku? sambil mengeluarkan bungkusan plastik yang berisi dus martabak dan roti bakar. beliau berucap "ini" dan aku pun tersenyum...makasih bulek :D


Kemudian mereka asik melanjutkan obrolan masing2, hanya saja personilnya kali ini bertambah, dan aku pun sibuk makan martabak. setelah kenyang makan martabak kembali aku terbengong sambil memandangi langit malam.Mencoba menghitung banyaknya rasi bintang yang bersinar, arghhh dan aku selalu gagal.

Tiba-tiba saja bulek ku tadi bilang, lihat itu? apa itu? sesuatu berbentuk manusia dengan kobaran api di sekujur tubuhnya terbang diatas pohon, wajahnya tidak terlihat jelas, jarak pandang kami lumayan jauh, sehingga menyulitkanku untuk mengamati sesuatu itu.Dalam hati aku bertanya itu apa? hantu ya? setan ya? itu apa..sama sekali gak ngerti, cuma setelah lihat itu mendadak bulu kuduk merinding dan dingin, akhirnya aku duduk semakin mendekat ke ibu, bu..aku takut, itu apa tadi? bukan apa-apa, udah tidur aj sana sama mbak mu di dalam. Diluar semakin dingin gak bagus buat badan, nanti kamu masuk angin.

Karena ibu sudah menyuruhku tidur, aku tak pernah menolak perintahnya, karena aku takut jadi anak yang durhaka.Akhirnya aku masuk juga menuju kamar, aku ingin tidur, tapi pikiranku masih kemana-mana, aku masih penasaran dengan apa yang aku lihat tadi. baru pertama ini aku melihatnya..

Dalam hati aku berkata, mungkin nanti ketika aku sudah dewasa aku tau jawaban dari apa yang menjadi pertanyaaku selama itu, tanpa harus tanya-tanya pada orang tuaku, mungkin...

2 comments: