coba

Saturday 12 May 2012

kangen ANGKRINGAN jogja !!

Postingan ini saya tulis, karena kebetulan tadi malam ketika saya sms an sama teman,dan kebetulan sekarang dia tinggal di jakarta, dia bilang begini, Na' jd kangen nih ma angkringan jogja gw, emang dimuka gw ada stempel  cap makanan gitu apa,ko tiba2 bilang kangen sm angkringan di jogja bilangnya sm saya. Sebenarnya begini ceritanya, Dulu ketika pas jaman2nya kuliah semester awal dan kita masih cupu2nya saat itu, kita seneng banget kuliner, biasanya kalau siang diterik matahari usai kuliah kami nongkrong di lembah UGM hanya sekedar menikmati udara siang yang panas, lalu pesen tempura serta es kunir asem sambil duduk lesehan dipinggir jalan ngliatin orang lalu lalang disekitaran ugm. trus malamnya kita kalau gak punya uang Nangkring deh diwarung angkringan bareng sm2 bapak yg biasa makan disitu. Secara anak kos jadi uang bulanan jg sering telat n kadang juga saking borosnya,jadi ya makan seadanya..hahhaah TAU Rasa Lo tapiii tetap aja bagi kami Hidup senang wlopun tak punya Uang,,woowoooo

Bagi yang pernah kuliah atau menetap sementara di Yogya, pastinya kenal yang namanya warung angkringan.Itu lho, gerobak kayu yang disulap jadi restoran pinggir jalan. Makanannya pun khas. Tapi sebelum disantap ada baiknya dibakar dulu di atas bara api.Berbagai Hidangan pelengkap sego kucing ini cukup sederhana. Lauk pauknya aneka sate seperti sate telur burung puyuh, sate kikil, dan sate usus ayam. Terus ada rupa-rupa gorengan, tahu dan tempe bacem, ceker ayam, dan sebagainya.  untuk minumnya sendiri ada beraneka ragam, ada wedang jahe,es teh, dsb.

Nah,berhubung saya penasaran dan akhirnya searching di internet,akhirnya saya menemukan artikel,kalau tidak salah dari majalah Tribun Jakarta, bagi Anda ataupun teman saya yang kangen dengan angkringan jogja kebetulan berdomisili di jakarta, don't worry, karena skrg gak perlu repot2 datang ke jogja untuk makan di angkringan karena dijakarta sendiri ada sebuah angkringan yang nuansanya tidak begitu jauh berbeda dgn di jogja, where? datang aja ke Jalan Palmerah Barat, Jakarta Barat. Dari Slipi, lokasinya tak begitu jauh. Kira-kira sekitar dua atau tiga kilometer. Bila di kiri jalan ada gedung BRI, lihatlah di seberang. Nah, di situlah angkringan ini mangkal.

Seperti di daerah asalnya, angkringan Palmerah ini baru buka selepas maghrib. Menu utamanya, jelas sego kucing dengan beragam lauk pauk. Mulai dari oseng-oseng, teri sampai secuil ikan bandeng.  "Saya namai Gunungkidul karena saya asli sana," kata Sentot, si juragan, tertawa lepas.Bisa disebut, menu di angkringan satu ini benar-benar membawa aura khas Yogya. Di lidah, semua hidangannya khas rasa kota Gudeg itu. Rasa legit dari lauk-lauk begitu terasa. Tak hanya lauk bacem, bahkan sate usus dan sate sosis pun begitu legit.

Bagi saya,makan di warung angkringan itu ASIK,karena selain harganya murah meriah dan gak bakalan menguras kantong kita, nuansa yang sangat kental dengan wong cilik itupun membawa kehangatan tersendiri,Konsep angkringan itu menonjolkan tempat relaks berlesehan ria.lalu berbincang-bincang ngalor-ngidul sambil menikmati hidangan sederhana. Tak usah khawatir diusir sama si empunya. Tinggal tahu diri saja kalau si Sentot sudah usung-usung barang dan bersih-bersih, itu tandanya mesti undur diri.


Sebagai saran saja, semua makanan di angkringan ini cepat ludes jika di atas pukul 10.00. Jadi, sangat beruntung jika bisa mendapatkan menu dalam keadaan lengkap di atas pukul tersebut. Kalau saya biasa ngangkring itu sekitar habis magrib atau isak, jd makanannya pun masih hangat dan nikmat untuk di santap.


1 comment:

  1. boleh saja "nuansa angkringan didapat" tapi aura jogja dan kesan jogjanya apa masih melekat? hmm , yang terbayang buat saya klu angkringan jogja bukan makanan atau tempatnya , tapi "gumyak, gemrapyak (keakraban)" antara pembeli satu dan yang lainya. hmm,,, g kebayang, klu yang dimakan nasi kucing, obrolanya seputar gadget, export minyak, dan beuh....males deh muncul kesombonganhya.

    ReplyDelete