coba

Wednesday 29 April 2015

Kalau Dunia Punya Skala Prioritas, di Skala Mana Kamu Akan Berdiri ??

Pernahkah teman-teman membaca atau mendengar pepatah yang berbunyi“you are what you think”. Pernah pula kah membaca atau mendengar pepatah yang berbunyi:


“Perhatikan pikiranmu karena ia akan menjadi perasaanmu, perhatikan perasaanmu karena ia akan menjadi ucapanmu, perhatikan ucapanmu karena ia akan menjadi tingkah lakumu, perhatikan tingkah lakumu karena ia akan menjadi kebiasaanmu, perhatikan kebiasaanmu karena ia akan menjadi karaktermu, dan perhatikan karaktermu karena ia akan menjadi nasibmu”.

Pesan dari kutipan di atas tersebut sangatlah bermakna. Akar dari nasib adalah pikiran, maka dari itu kendalikanlah bacaan yang kita baca, gambar yang kita lihat, acara tv atau film yang kita tonton, siaran radio yang kita dengar, lagu-lagu yang kita dengar, berita yang kita baca, kita tonton dan ataupun yang kita dengar, komunitas dan sahabat-sahabat yang kita pilih, dan ilmu yang kita pelajari. Karena semua itu akan menjadi konsumsi bagi otak kita, pikiran kita. Dan kita semua sudah tau kan akibat yang dihasilkan dengan pikiran kita.



Ada baiknya kita yang memegang utuh kendali hidup kita, bukan orang lain ataupun lingkungan yang tidak bertanggung jawab. Sebuah cara arif dan bijak adalah dengan mengetahui urgensi suatu hal melalui skala prioritas, apakah hal tersebut :
  1. Penting dan mendesak, misal menyelesaikan tugas-tugas kantor, sekolah, kuliah ataupun organisasi. Orang yang senantiasa hidup berada di kuadran satu akan mengalami stress tingkat tinggi karena senantiasa dikejar deadline.
  2. Penting tapi tidak mendesak, misal belajar bahasa inggris dan berolahraga. Orang yang hidupnya di kuadran ke dua kehidupannya senantiasa seimbang karena ia melakukan hal-hal penting dalam hidupnya tapi dalam kondisi yang tidak mendesak atau tidak dikejar deadline.
  3. Tidak penting tapi mendesak, misal seseorang yang sangat ingin membeli hp baru namun uangnya tidak mencukupi, akhirnya nekat meminjam uang ke orang lain demi menuruti nafsunya. Bisa dibayangkan jika kita melakukan hal yang tidak penting namun mendesak? Yang ada biasanya penyesalan.
  4. Tidak penting dan tidak mendesak, misal menonton sinetron, kongkow, nge-gibah, dll. Sayangnya banyak diantara kita menghabiskan waktunya dengan melakukan hal-hal yang tidak penting dan tidak mendesak.
Bila kita visualisasikan empat skala prioritas tersebut, maka akan menjadi diagram berikut ini :
 
Nah begitulah teman-teman sekiranya jika kita mau memetakan kehidupan kita ini. Banyak keuntungan yang akan kita peroleh dengan memahami skala prioritas hidup.


2 comments:

  1. untuk hidup sehat bahagia ya coba letakkan diri di kuadran dua: not urget but important (y)

    ReplyDelete