coba

Tuesday 20 January 2015

Remember When 'Winna Efendi' on Sekuel

“Kenapa tidak bisa mencintaiku, Freya?” – Moses

“Lo mungkin nggak bisa kontrol perasaan lo, Adrian, tapi lo bisa kontrol perbuatan lo” – Moses

“Dasar bodoh! Apa yang mereka perebutkan, seperti dua orang anak kecil? Apa yang mereka ingin menangi? Apa cinta dan persahabatan sebuah piala, dan hanya satu orang yang berhak mendapatkannya?” – Freya

“Sudah berapa lama aku tidak mendengar suaramu memanggil namaku? Aku sudah tidak ingat” – Moses

“….Karena sulit untuk memaafkan” – Moses

“Aku masih menyayanginya. Lebih dari apapun” – Moses

“Lo mau selamanya benci sama gue, Mos? Gue nggak pengen kehilangan sahabat sebaik lo” – Adrian

“Gue belajar bahwa ada beberapa hal yang ternyata nggak bisa dipaksakan” – Adrian

“….Karena ada beberapa hal yang lebih baik tidak terucap” – Freya

….”Jadi aku akan selalu ada di hati kamu” – Gia


“Karena lo sahabat gue, Gi. Gue rela kehilangan yang lain, daripada gue harus kehilangan lo” – Freya

“Setiap akhir adalah sebuah permulaan yang baru” – Gia

“Entah mengapa kali ini aku benar – benar berharap bahwa ia kembali untuk Freya. Sudah terlalu lama senyuman tidak terukir di wajahnya” – Moses

“Ada suatu saat kita dapat memilih yang terbaik. Ada suatu saat dimana kita berbuat kesalahan, dan hidup dalam kenangan penuh penyesalan. Tapi saat ini, aku hanya ingin mengikuti kata hati ke manapun ia membawaku. Dan kali ini, ia membawaku menuju cinta” – Freya.
“Aku sayang kamu” – Moses

“Kenapa sih gue nggak bisa memperlakukan Gia seperti dulu?” – Adrian 

“Apakah tiba – tiba menyukai seseorang karena dia mengerti itu salah? Apa menyimpan perasaan yang lain untuk seseorang yang selama ini nggak gue perhatikan itu mungkin?” – Adrian

“Gue jatuh cinta sama pacar sahabat gue sendiri. Gue berusaha untuk berhenti, tapi gue nggak bisa. Gue mau melepaskan Gia, tapi gue nggak bisa nyakitin dia lebih jauh lagi. Gue nggak tahan hidup dengan topeng… Gue nggak bisa jadi diri sendiri. Gue capek” – Adrian

“Lo ngerti gimana hidup penuh kepura-puraan Freya, lo orang yang paling tahu tentang itu. Udah berapa tahun lo mau bohongi semua orang disekitar lo bahwa lo baik – baik aja? Gue sekarang hidup seperti lo. Bohongin Gia, bohongin Moses, bohongin diri gue sendiri, bahwa gue jatuh cinta sama orang yang seharusnya nggak gue sayang!” – Adrian

“Jujurlah, Freya. Gue hanya minta satu hal. Jujur, sama diri lo sendiri” –Adrian

“Gue sayang lo, Freya. Mungkin ini klise, tapi gue nggak main – main” – Adrian

“Bayangin perasaan Gia. Dia sayang sama lo, tapi tiba – tiba diputusin sepihak karena lo ketemu orang lain dan perasaan lo berubah. Pikirkan Moses yang susah payah berusaha demi gue, orang paling baik yang pernah gue kenal… Dan ternyata pacarnya jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri… Orang yang udah dia anggap saudara. Kita nggak boleh egois, Ian” – Freya

sinopsis : 
Apa pun yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada di sana, menunggumu mengakui keberadaannya. 

Bagi kita, senja selalu sempurna; bukankah sia-sia jika menggenapkan warnanya? Seperti kisahmu, kau dan dia, juga kisahku, aku dan lelakiku. Tak ada bagian yang perlu kita ubah. Tak ada sela yang harus kita isi. Bukankah takdir kita sudah jelas? 

Lalu, saat kau berkata, "Aku mencintaimu", aku merasa senja tak lagi membawa cerita bahagia. Mungkinkah kata-katamu itu ambigu? Atau, aku saja yang menganggapnya terlalu saru? 

"Aku mencintaimu," katamu. Mengertikah kau apa artinya? Mengertikah kau kalau kita tak pernah bisa berada dalam cerita yang sama, dengan senja yang sewarna? 
Takdir kita sudah jelas. Kau, aku, tahu itu.

2 comments:

  1. sepertinya bagus novel nya ya mbak,
    salam kunjungan salam perkenalan

    ReplyDelete
  2. Terima ksh sdh mampir. salam kenal juga yaa mas :)
    kalau bukunya winna efendi kebanyakan ttg persahabatan cinta ceritanya.

    ReplyDelete