Yahhh, hampir pasti setiap dari kita pernah mengenal -bahkan mungkin
dirinya sendiri- adalah spesies yang menyimpan ribuan kisah yang
sengaja dikemuflase sedemikian cantik dibalik topeng "saya baik-baik
saja". Hebat, itu kata yang paling cepat dipilih otak saya untuk
mewakili mereka.
Toh, dunia kerja kita sedang krisis dan butuh suplay
manusia spesies ini, mereka yang benar-benar profesional. Tapi tetap
saja, ada yang menggelitik saya.
Ada sedikit penasaran dengan bagaimana perasaan mereka? Bahagiakah?
Bukankah ruang dan dimensi boleh berganti, topeng berganti tapi hati itu
kan masih hati sama, masih hati dengan masalah dan beban yang sama
sebelumnya.
Apa harus merasa bangga karena menipu dunia atau harus
mengurut dada, merasa bejat telah memperdaya hati? ah, entahlah. Saya
selalu meyakini bahwa esensi kebahagiaan itu adalah rasa, ketika
benar-benar hanya "nikmat" dan bukan sedang berpura-pura merasakan
nikmat. Itu berlaku kapanpun, untuk alasan profesional sekalipun. Atau
mungkin kita memang harus "bejat" untuk jadi profesional.
Hebat..., kita sudah belajar memanipulasi sejak jaman dulu ternyata. :)
Tapi tetap saja, saya salut dengan orang-orang spesies ini.
Hmm, barangkali saya harus mengakui satu hal, seperti kata Dhenok Habibie:
Kebahagian tidak harus diukur dengan wajah sumringah, tawa lebar dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment