Aku masih mengingat kisah kita beberapa tahun yang lalu. Tak mungkin kalau kamu sudah lupa. Sekalipun sekian tahun sudah berlalu, kita pernah berbahagia bersama, berbagi suka dan duka berdua– dulu! Tangan kirimu tak pernah lepas merangkul pundakku, hanya sekedar memastikan bahwa aku aman bersamamu.
Tapi, apa kamu mengingat kisah panjang jauh sebelum itu? Ya, cerita tentang perkenalan, proses pendekatan, hingga momen jadian. Apa kamu masih ingat semuanya?
Kamu adalah pria sederhana yang mampu membuatku jatuh hati kepadamu, aku pun wanita yang jauh dari predikat sempurna. Ketika itu, kita berkenalan setelah perantara seorang teman. Jasanya memang begitu saja kita lupakan, meskipun dialah yang mengantarkan kita pada sebuah pertemuan.
Ah, kamu pasti mulai risih saat aku mengingatkanmu pada momen-momen itu, Hehehe. Aku memang senang menggodamu; mengungkit-ungkit perkara siapa yang gencar mendekati lebih dulu. Ya, sudahlah, tak perlu pasang muka masam. Toh, akhirnya pun aku jatuh ke pelukanmu meskipun sempat pura-pura jual mahal.
“Aku mengaku jatuh, bahkan terjatuh sangat dalam. Anehnya, aku jatuh tanpa sedikitpun merasakan kesakitan…”
No comments:
Post a Comment